Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Doa Sehelai Daun Kering

Karya : Emha Ainun Nadjib Jangankan suaraku, ya ‘Aziz Sedangkan firmanMupun diabaikan Jangankan ucapanku, ya Qawiy Sedangkan ayatMupun disepelekan Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah Sedangkan kasih sayangMupun dibuang Jangankan sapaanku, ya Matin Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu Sedangkan IbrahimMu dibakar Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir Wahai Jabbar Mutakabbir Engkau Maha Agung dan aku kerdil Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan Engkau Maha Kua

Jalan Kenangan

  Daun mengucap selamat dari pepohonan Angin dan dahan erat bersalaman Terukir sepasang senyuman Di jalan kenangan Terlontar kata-kata dari wajah rupawan Menikmati langkanya kebersamaan Hilang seluruh kebekuan Di jalan kenangan Berhentilah segera waktu yang berjalan Sadarkan jika ini khayalan Oh, tapi ini kenyataan Terimakasih Tuhan

Di Jalan Kenangan

Cerpen #5 “Ada yang menangis saat aku tersenyum. Ada yang tersakiti saat aku bahagia. Aku tahu, kini aku adalah bagian dari orang aneh”  Di bawah pohon yang rimbun, Ivan, Irsa, dan Mega mengerjakan tugas-tugas dan laporan praktikum. Mereka duduk di bangku taman yang terbuat dari batu ditemani semilir angin. Ivan dan Irsa duduk berseberangan sehingga posisi mereka berhadapan. Sedangkan Mega duduk tepat di sebelah Ivan. Udara panas siang menuju sore lenyap, hanya ada kesejukan. Apalagi untuk hati seorang Mega. Jarang-jarang dia bisa duduk bersama Ivan untuk mengerjakan tugas dan bercengkrama. Wajahnya terlihat berseri-seri, menyiratkan kebahagiaan yang dalam di hatinya. Sesekali matanya memandang Ivan, tanpa diketahui tentunya. Mega selalu bahagia ketika Ivan menanyakan perihal tugas mata pelajaran yang sedang mereka kerjakan. Alasan yang pertama adalah karena dengan begitu Mega bisa menunjukkan sejauh mana kelebihannya sehingga Ivan menilai bahwa dia pintar. Yang kedua, h

Malam Keakraban

Orang asing lalu lalang Tapi saling pandang Jiwa-jiwa malang Dipertemukan tuk berjuang Mencoba memahami Ikrar dan setiap diri Tapi asing tetap ditemui Akankah tetap begini ? Malam keakraban Hanya sebuah pertemuan Tak banyak ungkapan Hanya keasingan Satu malam tak berarti banyak Puluhan hari terlewatkan bersama Keasingan perlahan sirna Lalu muncul rasa Aku takut perpisahan Aku takut kehilangan