Saya persembahkan untuk HMTE, Merah adalah tanda hadirmu Kukira merah adalah amarah Kukira merah adalah bencana Kukira merah adalah kebencian Manakala debu kemarau beterbangan Menyentuh raga-raga penuh tekanan Mereka hadir dengan teriakan Menciptakan ketakutan-ketakutan Rintik hujan menyapa dahi Semilir angin menusuk tulang Betapa pilu hati ini Namun kubiarkan tetap lapang Kobaran api menjadi saksi Kala redup semangat kami Rasanya aku pantas mengeluh Mengumpatmu sungguh-sungguh Aku lelah, namun tetap kau jatuhkan Aku benci setiap teriakan yang kau ucapkan Namun aku bertahan Demi sebuah kesetiaan Kukira sakitnya tak terobati Abadi dalam hati Namun kini Aku mengerti Hanya bila diasah, pikiran yang tunduk menjadi kritis Hanya bila ketakutan, seorang pecundang menjadi berani Hanya bila sengsara, jiwa yang terlena menjadi peduli Hanya bila dijatuhkan, diri yang acuh menjadi saling melindungi