Saya persembahkan untuk HMTE,
Merah adalah tanda hadirmu
Kukira merah adalah amarah
Kukira merah adalah bencana
Kukira merah
adalah kebencian
Manakala debu
kemarau beterbangan
Menyentuh
raga-raga penuh tekanan
Mereka hadir
dengan teriakan
Menciptakan ketakutan-ketakutan
Rintik hujan
menyapa dahi
Semilir angin
menusuk tulang
Betapa pilu
hati ini
Namun kubiarkan
tetap lapang
Kobaran api
menjadi saksi
Kala redup
semangat kami
Rasanya aku
pantas mengeluh
Mengumpatmu
sungguh-sungguh
Aku lelah,
namun tetap kau jatuhkan
Aku benci
setiap teriakan yang kau ucapkan
Namun aku
bertahan
Demi sebuah
kesetiaan
Kukira
sakitnya tak terobati
Abadi dalam
hati
Namun kini
Aku mengerti
Hanya bila
diasah, pikiran yang tunduk menjadi kritis
Hanya bila
ketakutan, seorang pecundang menjadi berani
Hanya bila
sengsara, jiwa yang terlena menjadi peduli
Hanya bila
dijatuhkan, diri yang acuh menjadi saling melindungi
Komentar
Posting Komentar