“Kala matanya berkaca-kaca dan air mata tertahan di sudut mata, kala itulah kami tahu betapa besar ketulusannya” Aku tak pernah menyukainya. Aku dan teman-teman selalu mengejeknya. Dia yang kumaksud adalah seorang dosen mekanika fluida yang sudah tua renta tapi memaksakan diri mengajar di sebuah perguruan tinggi tempatku menimba ilmu. Hal menyebalkan pertama darinya adalah selalu tiba di kelas sebelum waktunya. Pagi-pagi sekali, sebelum semua mahasiswa tiba, bapak dosen yang satu ini selalu sudah duduk manis menunggu kami dan menatap setiap tempat duduk mahasiswa. Bisa kubayangkan, mungkin ketika masih muda, tatapannya sangat tajam. Kebetulan aku termasuk mahasiswa yang hadir lebih awal saat itu. Baru hadir sepuluh orang dari tiga puluh orang. Dan mungkin hanya dua dari sepuluh orang yang betul-betul ingin mengikuti mata kuliah ini. Aku tidak termasuk dua orang itu. Kedua, kami tak pernah mengerti apa yang disampaikannya. Kami pikir karena cara bicaranya yang kurang jel