Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Bila Engkau (Bob Sadino)

Bila engkau baik hati bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih Tapi, bagaimanapun berbaik hatilah Bila engkau jujur dan terbuka mungkin saja orang lain akan menipumu Tapi bagaiamanapun jujur dan terbukalah Bila engkau sukses engkau akan mendapat beberapa teman palsu dan beberapa sahabat sejati Tapi bagaimanapun jadilah sukses Apapun yang engkau bangun selama bertahun-tahun bisa jadi akan dihancurkan orang lain hanya dalam satu malam Tapi bagaimanapun bangunlah dan teruslah berkarya Kebaikan yang engkau lakukan hari ini mungkin saja besok sudah dilupakan orang Tapi bagaimanapun teruslah berbuat baik Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu, bukan urusan antara engkau dan mereka

Ingin Mati Saja

Aku ingin mati saja, Tapi ada ribuan dosa yang mesti kumohon pengampunan-Nya Ada ribuan salah yang mesti kuperbaiki Ada noda tak terhingga yang mesti kubersihkan Ada orang tua yang mesti kubahagiakan Ada teman-teman yang mesti kubalas kebaikannya Ada masyarakat yang menunggu pengabdianku Ada kisah yang harus kutulis dan kusempurnakan agar semua mengerti Dan ada rasa sakit yang ingin kubalaskan Jika kamu mati, apa pertanggungjawabanmu pada Tuhan nanti?

Rindu

Aku rindu dikagumi karena kerja keras, kemampuan, dan ketangguhan, bukan karena harta dan penampilan. Aku rindu dikatakan cantik ketika wajah penuh peluh seperti kilang minyak, bukan ketika menggunakan 'topeng'. Aku rindu dihargai dan dimuliakan selayaknya seorang Nisa Afifah (wanita yang bisa menjaga kehormatannya), bukan dijanjikan tapi kemudian dicampakkan. Aku rindu dicintai dan diperjuangkan dengan cara-cara ilmiah, bukan dengan tindakan yang tidak diridhoi-Nya. Aku rindu diajak berjuang dan berlomba untuk meraih kebahagiaan hakiki, bukan sekedar kebahagiaan fana.

Hari Ibu di Suralaya

Jika kehadiran kawan mampu terangi kegelapan empat puluh hari Hadirmu yang nun jauh disana terangiku dari kegelapan alam rahim hingga alam kematian Jika gelak tawa teman mampu hapus tangis empat puluh hari Senyummu yang walau hanya dalam gambar luruhkan seluruh kesedihan Jika perhatian mereka temani kesendirian empat puluh hari Perhatianmu yang sepanjang masa tiadakan harap perhatian dari manusia lain Jika bijak ucapan sahabat tenangkan riak hati selama empat puluh hari Nasihatmu yang hanya diantar sinyal lenyapkan seluruh gundah Betapapun bahagia dan terpenuhi segala disini, tak setitik debu pun kikis rindu padamu, Ibu Suralaya, 22 Desember 2015

Bilur (Sarasvati)

Selendang bersulam sutra, biduri lembayung jingga Saksi mati tuk bersaksi, gelimang pesona diri Belia usia dulu, ruap cinta t’lah menggebu Samar kulihat dunia, tak sadar semua fana Semerbak dupa iringi kumelangkah Cungkupku hanya tanah Bilur hati merambah Dan akan datangkah bagiku kesempatan Bila tak ada titian diri yang rupawan Duh...Duh…teungteuingeun tungtung lengkah geuning bet peurih.. Sekilas lihatlah mega, anugerah tiada tara Ini tak adil untukku, halimun hitam merasuk Ceracau getir ibunda, gemertak sengap hatinya Firasat tak pernah salah, hanya kuberbuat ulah Semerbak dupa iringi kumelangkah Cungkupku hanya tanah Bilur hati merambah Dan akan datangkah bagiku kesempatan Bila tak ada titian jalan yang rupawan

Mengemis Kasih (Raihan)

Tuhan dulu pernah aku menagih simpati Kepada manusia yang alpa jua buta Lalu terheretlah aku di lorong gelisah Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah Semalam sudah sampai ke penghujungnya Kisah seribu duka ku harap sudah berlalu Tak ingin lagi ku ulangi kembali Gerak dosa yang menghiris hati Tuhan dosa ku menggunung tinggi Tapi rahmat-Mu melangit luas Harga selautan syukurku Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi Tuhan walau taubat sering ku mungkir Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi Bila selangkah ku rapat pada-Mu Seribu langkah kau rapat padaku Allah ... Ya Allah ...

Sujudku Padamu (Hawari)

Di keheningan malam Ku bersujud kepada-Mu Di perpaduan malam Bermunajat pada-Mu, Tuhan Tuhan ampunkan segala dosa-dosaku Kuharap hanya pada-Mu Engkaulah harapanku Bersimpuh memohon Ampunan-Mu oh Tuhan Ku malu banyak meminta Di atas segala dosaku Kusadari oh, Tuhan Diri ini lemah dan hina Perlukan pimpinan-Mu Di dalam kehidupanku Oh Tuhan layakkah diriku ke Surga-Mu Ku banyak berbuat dosa Lupakan perintah-Mu Menetes air mata Mengenangkan dosa pada-Mu Ku sering lupakan-Mu Ku sering lalai dengan-Mu

Tetap Di Sampingmu

Kamu datang dengan niat baik, Memperbaiki masa lalu Membangun keluarga yang bahagia Mempercayakan aku untuk mendampingimu melewati semua itu Bahagia atas hadirmu adalah anugrah Duka atas hadirmu juga anugrah. Anugrah dari Tuhan agar aku belajar tegar Anugrah dari Tuhan agar aku selalu rasional Anugrah dari Tuhan agar aku memahami kesetiaan Aku tetap di sisimu Hingga kamu lebih baik Aku tetap mendampingimu Hingga seluruh tujuan tercapai Aku hanya akan berpaling Jika amanah itu kamu berikan pada yang lain Aku hanya akan pergi Jika kamu yang memintaku pergi Yang harus kamu tahu, Jikalau akhirnya kamu terpaksa memilih kembali padanya, yang bisa ku lakukan untukmu hanyalah ikhlas. Dari lubuk hati yang paling dalam aku ingin menahanmu, tapi rasionalitas mengatakan itu akan membebanimu. Sehingga, ku wujudkan cintaku dalam situasi itu dengan sebuah ‘keikhlasan’. Asalkan kamu lebih baik bersamanya. Asalkan kamu membangun keluarga yang bahagia bersamanya. Seperti tujua

Kepada Manusia

Pernah ku titip harap Tapi digantungkannya Tiada kepastian Biaslah kenyataan Pernah kutitip cinta kasih Tapi dihilangkannya Tiada kejujuran Lenyaplah kepercayaan Pernah ku titip nyala semangat Tapi dipadamkannya Tiada lagi daya Jatuhlah seluruh asa Bukan pada tempatnya ku titip harap Bukan pada tempatnya ku titip cinta kasih Bukan pada tempatnya ku titip semangat Tempat yang tepat adalah Dia Ampuni, Tuhan Suralaya, 06 Januari 2016

Cita-Cita dan Angan-Angan

Sama-sama bermimpi Cita-cita dibuat nyata Angan-angan dibiarkan maya Sama-sama berharap Cita-cita diperjuangkan Angan-angan sekedar harapan Sama-sama ingin pintar Cita-cita berpikir dan belajar Angan-angan duduk manis memejam mata Sama-sama ingin kaya Cita-cita banting tulang Angan-angan memanjakan tulang di atas kasur Sama-sama ingin kebahagiaan tertinggi Cita-cita hidup jiwa raga Angan-angan mati dalam hidup Lantas, yang manakah engkau? Nisa Apipah Suralaya, 03 Januari 2016