“Meskipun tidak bisa
menjadi pohon besar yang meneduhkan,
Tapi aku bisa
bertahan menjadi semak belukar di pinggir jalan
untuk memperkuat
bahu jalan agar tidak longsor”
(SS)
Sore itu menjadi saat – saat menyenangkan.Bahagia
rasanya ketika namaku masuk dalam list
delegasi HMTE (Himpunan Mahasiswa Teknik Energi) yang masuk kepengurusan BEMA
(Badan Eksekutif Mahasiswa).Lebih bahagia lagi ketika aku bisa berperan dan
berkarya bersama orang – orang yang begitu besar keinginannya untuk mengabdikan
diri kepada masyarakat.Ya...menjadi staff departemen luar kampus.
Masih ingat pada malam itu,departemen lukam mengadakan bakti sosial membagi – bagikan bubur kacang kepada para tunawisma di sekitar Pasteur.Sore hari kita membuat bubur kacang bersama lalu malam harinya mulai beraksi.Bahagia ketika bisa mengetahui kehidupan malam hari.Di tengah kemewahan hotel-hotel di Pasteur,di bawah kekokohan fly over Pasopati ternyata ada sosok - sosok lemah yang membutuhkan uluran tangan orang lain.Jika kita terbiasa dengan kenyamanan hidup maka mereka sudah terbiasa dengan keterbatasan.Kesulitan mereka untuk mencari makan begitu terlihat ketika mereka bahagia menerima apa yang kita berikan padahal tidak seberapa.
Masih ingat pada malam itu,departemen lukam mengadakan bakti sosial membagi – bagikan bubur kacang kepada para tunawisma di sekitar Pasteur.Sore hari kita membuat bubur kacang bersama lalu malam harinya mulai beraksi.Bahagia ketika bisa mengetahui kehidupan malam hari.Di tengah kemewahan hotel-hotel di Pasteur,di bawah kekokohan fly over Pasopati ternyata ada sosok - sosok lemah yang membutuhkan uluran tangan orang lain.Jika kita terbiasa dengan kenyamanan hidup maka mereka sudah terbiasa dengan keterbatasan.Kesulitan mereka untuk mencari makan begitu terlihat ketika mereka bahagia menerima apa yang kita berikan padahal tidak seberapa.
Dua
jarum jam berhimpit.Saat itulah kita menghentikan kegiatan dan pulang ke basecamp.Angin malam terasa segar karena
tiada beban.Pulang ke rumah tak menjadi keinginan karena betah bersama keluarga
baru ini.Kegelapan tak menjadi halangan untuk mengulurkan tangan.Tindak
kriminal yang sering diperbincangkan pun tak menjadi ketakutan karena kita
bersama – sama.
Dan
yang aneh,lelah enggan datang.
Esok
harinya sebelum fajar muncul dari ufuk timur,aku bangun.Temanku masih terlelap
karena ia memang tak akan ikut kegiatan kali ini,survey lahan pembangunan MCK
di Cibenda.Setelah beberapa waktu yang lalu dibangun PLTS disana kini kita
ingin memberikan fasilitas yang lebih layak untuk masyarakat Cibenda.
Perjalanan
yang panjang membuat kita lebih saling mengenal.Perjalanan yang panjang membuat
kita harus saling bercerita karena jika hening,maka kantuk menerpa.Meski telah mengobrol kesana kemari
kantuk tak mau kalah.Sesekali aku tertidur di motor.
Jalan
yang terjal kita lalui dengan semangat.Meski hati dag dig dug karena takut kalau-kalau terjatuh di saat menaiki jalan
yang becek dan licin atau menuruni jalan yang berbatu.Sebenarnya lebih pantas
disebut tempat off road karena yang
ada hanya batu dan lumpur.
Hanya
sebentar kami melakukan survei dan berbincang – bincang dengan para pengurus
desa.Kami juga berkunjung ke sebuah SMP yang sedang mengadakan LDKS atau kita
sebut kaderisasi pengurus OSIS.Bahagia rasanya melihat adik adik yang semangat
belajar meskipun kondisinya terbatas.Mereka punya cita – cita yang begitu
tinggi.
Mereka lah para pembangun masyarakat di kemudian
hari.Bagaimanapun,keterbatasan kadang menghalangi mereka untuk berbuat banyak
maka dari itu kita yang memiliki sebuah kelebihan mestinya berbagi dengan
mereka.
Sore
hari kita pulang.Hujan sepertinya ingin memperindah perjalanan ini.Jalan
semakin licin,terdapat genangan pula dimana – mana.Keadaan berkabut menyulitkan
pandangan.Namun terjalnya jalan mudah dilalui dengan semangat,pandangan menjadi
jelas karena jelasnya tujuan kita untuk mengabdi kepada masyarakat.Luka di kaki
karena terjatuh tak terasa sakit melihat lebih sakitnya masyarakat Cibenda jika
tak dipenuhi fasilitas kehidupannya.Dinginnya udara tak terasa setelah mencoba
berempati pada anak – anak Cibenda yang kehujanan ketika berjalan kaki begitu
jauh dari rumah menuju sekolah.
Meski dengan
kondisi seperti itu,lelah tetap tak mau datang.
Begitupun
saat aku harus mengikuti musyawarah besar dengan tim PKM.Meski harus tidur
hanya 3 jam tapi aku mampu karena dengan kegiatan inilah langkah dalam mengabdi
kepada masyarakat semakin jelas.
Siklus
hidrologi sepertinya selalu tepat dengan kegiatan – kegiatan kita.Pengembunan air
ke bumi selalu mengiringi langkah perjuangan ini.Namun tidak hanya pagi yang
cerah yang selalu indah.Justru inilah keindahan kami.Ketika bersama
melangkahkan kaki,menyerukan suara kebenaran kepada masyarakat.Mengajak
masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin.Car Free Day Dago,salah
satu tempat yang berkesan.Aku tak akan pernah lupa bahwa disini kita pernah
bersama.
Lagi
– lagi lelah tak mau datang bahkan untuk sekedar menyapa.Entahlah kelelahan itu
tak pernah terasa.Semuanya terasa menyenangkan.
Semakin
hari,semakin padat kegiatan kita.Kebersamaan pun terbagi karena setiap orang
harus memfokusi hal yang berbeda di waktu bersamaan.Tak hanya itu,kegiatan BEMA
yang harus dilakukan bersama,PORSENI menambah kesibukan kita.
Entah mengapa,disaat - saat seperti inilah akhirnya
lelah itu datang.Berkunjung begitu lama.Ada banyak hal yang harus kujalani
namun raga ini tak bisa.Bukan membatasi diri,hanya benar-benar tak mampu.
Aku mencoba bertanggung jawab pada pilihanku.Dan
aku bisa tapi mungkin begitu kurang di matamu.Aku melakukan apa yang mampu
kulakukan tapi mungkin kau tak melihat.Lama tak jumpa membuatku berpersepsi
bahwa aku hanyalah semak belukar di
pinggir jalan.Aku memang tak mampu menjadi pohon besar yang meneduhkan.Meskipun
begitu,aku siap memperkuat bahu jalan agar tidak longsor.Itu hanya
persepsi.Entahlah bagaimana kebenarannya.
Meskipun
aku bertanggung jawab atas nama keluarga yang mengirimkanku,namun bukan hanya
itu yang ada dipundakku,melainkan mengabdinya aku pada masyarakat.
Meskipun
seseorang menyemangatiku namun bukan hanya itu yang membuatku
bangkit,kepedulian pada masyarakatlah yang membangunkanku.
Sekalipun aku terluka dan lelah ,aku tak hendak
menyerah.Aku tetap aku,pengabdi dan pembangun masyarakat.Meski tak selalu itu
caraku,namun disini aku tetap memikirkanmu.
Tak perlu berkata – kata berlebihan karena Tuhan
lebih dari cukup menjadi motivasi untuk berperan dan berkarya dalam membangun
masyarakat.
Tak perlu khawatir,karena membangun masyarakat
adalah cita – citaku,penunjuk arah hidup ini,yang hanya akan terhenti apabila
darah tak mengalir dan jantung tak berdetak.
Tak perlu resah karena aku sadar atas
pilihanku.Meski sulit,aku tak akan pernah melepaskan pilihanku.
Deritaku adalah duduk manis tak membawa
perubahan.Bahagiaku adalah sakit dan lelah untuk sebuah perjuangan.
Perjuangan ini akan selalu mewarnai hari-hariku
hingga orang – orang bisa memahami kebenaran suatu hari nanti.Hingga semua
berada pada satu keseimbangan seperti yang telah Tuhan gariskan.
Komentar
Posting Komentar