Langsung ke konten utama

Bahaya Listrik dan Pengamanannya



Nisa Apipah

Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung, Indonesia.

Abstrak
Resume ini memberikan deskripsi umum mengenai bahaya listrik, dampak sengatan listrik bagi manusia, faktor penentu tingkat bahaya listrik, proses terjadinya sengatan listrik, faktor penenti keseriusan akibat sengatan listrik, kondisi berbahaya yang dapat menimbulkan bahaya listrik, sistem proteksi terhadap bahaya listrik, dan prosedur keselamatan umum terhadap bahaya listrik.

Pendahuluan
Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, kita sangat membutuhkan daya listrik, namun pada sisi lain, listrik sangat membahayakan keselamatan kita kalau tidak dikelola dengan baik. Sebagian besar orang sudah mengalami/merasakan sengatan listrik. Mulai dari yang hanya terkejut saja sampai dengan yang merasa sangat menderita. Oleh karena itu, untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya listrik dan jalan yang terbaik adalah melalui peningkatan pemahaman terhadap sifat dasar kelistrikan yang kita gunakan.
Bahaya Listrik
Bahaya listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan. Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara tidak langsung. Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan dari yang primer. Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar baik langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan lain-lain.
Bahaya Listrik Bagi Manusia
        Dampak sengatan listrik bagi manusia antara lain :
    1.    Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu terhentinya denyut jantung atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mensirkulasikan darah dengan baik
2.    Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh paru-paru
3.    Kerusakan sell tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh
4.    Terbakar akibat efek panas dari listrik
Faktor Penentu Tingkat Bahaya Listrik
Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia, yaitu tegangan (V), arus (I), dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi antara satu dan lainnya yang ditunjukkan dalam Hukum Ohm. Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan listrik atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere (A) atau mili ampere (mA) adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan ohm atau mega-ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran yang tersambung dengan tegangan. Sehingga berlaku
I =   ;          R =   ;       V = I x R
Ru1      = Tahanan penghantar
Ru2      = Tahanan tubuh
RKi       = Tahanan penghantar
RK        = Tahanan total
RK        = Ru1 + Ru2 + RKi
Gambar 1 Tubuh Manusia Bagian Dari Rangkaian

            Bila dalam hal ini, titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel (penghantar), sistem pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut. Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti, peristiwa bahaya listrik berawal dari sistem tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan alat. Semakin tinggi sistem tegangan yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Sistem tegangan yang digunakan di Indonesia adalah fasa-tunggal 220 V dan fasa-tiga 220/380 V dengan frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan.
Proses Terjadinya Sengatan Listrik
Ada dua cara listrik bisa menyengat tubuh kita, yaitu melalui sentuhan langsung dan tidak langsung. Bahaya sentuhan langsung merupakan akibat dari anggota tubuh bersentuhan langsung dengan bagian yang bertegangan sedangkan bahaya sentuhan tidak langsung merupakan akibat dari adanya tegangan liar yang terhubung ke bodi atau selungkup alat yang terbuat dari logam (bukan bagian yang bertegangan) sehingga bila tersentuh akan mengakibatkan sengatan listrik.
 
            Gambar 2 Sentuhan Langsung dan Tak Langsung

Faktor Penentu Keseriusan Akibat Sengatan Listrik
Ada tiga faktor yang menentukan keseriusan sengatan listrik pada tubuh manusia, yaitu besar arus, lintasan aliran, dan lama sengatan pada tubuh.
1.    Besar arus listrik
Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan, sedangkan tahanan tubuh manusia bervariasi tergantung pada jenis, kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran tubuh, berat badan, dan lain sebagainya. Tanahan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ sampai 100 Ω (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100-500 Ω.
Contoh :
Jika tegangan sistem yang digunakan adalah 220 V, berapakah kemungkinan arus yang mengalir ke dalam tubuh manusia?
·      Kondisi terjelek
-     Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit ditambah tahanan internal tubuh
RK = 100 Ω + 100 Ω =200 Ω
-     Arus yang mengalir ke tubuh : I =  =  = 1,1 A
·      Kondisi terbaik
-     Tahanan tubuh RK = 100 kΩ
-     I =  = 0,22 mA
2.    Lintasan aliran dalam tubuh
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat keseriusan akibat sengatan listrik. Lintasan yang sangat berbahaya adalah yang melewati jantung, dan pusat saraf (otak). Untuk menghindari kemungkinan terburuk adalah apabila kita bekerja pada sistem kelistrikan, khususnya yang bersifat ON-LINE adalah sebagai berikut :
·      Gunakan topi isolasi untuk menghindari kepala dari sentuhan listrik
·      Gunakan sepatu yang berisolasi baik agar kalau terjadi hubungan listrik dari anggota tubuh yang lain tidak mengalir ke kaki sehingga jantung tidak dilalui arus listrik
·      Gunakan sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan untuk menghindari lintasan aliran ke jantung bila terjadi sentuhan listrik melalui kedua tangan. Bila tidak, satu tangan untuk bekerja sedangkan tangan yang satunya dimasukkan ke dalam saku.
3.    Lama waktu sengatan
Lama waktu sengatan listrik ternyata sangat menentukan kefatalan akibat sengatan listrik. Penemuan faktor ini menjadi petunjuk yang sangat berharga bagi pengembangan teknologi proteksi dan keselamatan listrik. Semakin lama waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal pengaruh yang diakibatkannya. Oleh karena itu, yang menjadi ekspektasi dalam pengembangan teknologi adalah bagaimana bisa membatasi waktu sengatan agar sependek mungkin. 

Gambar 3 Reaksi Tubuh Terhadap Sengatan Listrik
Daerah
Reaksi Tubuh
1
Tidak terasa
2
Belum menyebabkan gangguan kesehatan
3
Kejang otot, gangguan pernafasan
4
Kegagalan detak jantung

Dalam gambar diperlihatkan bagaimana pengaruh sengatan listrik terhadap tubuh, khususnya yang terkait dengan dua faktor, yaitu besar dan dan lama arus listrik mengalir dalam tubuh. Arus sengatan pada daerah 1 (sampai 0,5 mA) merupakan daerah aman dan belum terasakan oleh tubuh (arus mulai terasa 1-8 mA).
Daerah 2, merupakan daerah yang masih aman walaupun sudah memberikan dampak rasa pada tubuh dari ringan sampai sedang walaupun masih belum menyebabkan gangguan kesehatan. Daerah 3 sudah berbahaya bagi manusia karena akan menimbulkan kejang-kejang/kontraksi otot dan paru-paru sehingga menimbulkan gangguan pernafasan. Daerah 4 merupakan daerah yang sangat memungkinkan menimbulkan kematian si penderita.
Kondisi-Kondisi Berbahaya
Banyak penyebab bahaya yang ada dan terjadi di sekitar kita, diantaranya adalah isolasi kabel rusak, bagian penghantar terbuka, sambungan terminal yang tidak kencang.
Isolasi kabel yang rusak merupakan akibat dari sudah terlalu tuanya kabel dipakai atau karena sebab-sebab lain (teriris, terpuntir, tergencet oleh benda berat, dll), sehingga ada bagian yang terbuka dan kelihatan penghantarnya atau bahkan ada serabut hantaran yang menjuntai. Ini akan sangat berbahaya yang secara tidak sengaja menyentuhnya atau bila terkena ceceran air atau kotoran-kotoran lain bisa menimbulkan kebakaran.
Penghantar yang terbuka biasa terjadi pada daerah titik-titik sambungan terminal dan akan sangat membahayakan bagi yang bekerja pada daerah tersebut, khususnya dari bahaya sentuhan langsung. Sambungan listrik yang kendor atau tidak kencang. Walaupun biasanya tidak membahayakan terhadap sentuhan, namun aka menimbulkan efek pengelasan bila terjadi gerakan atau goyangan sedikit. Ini kalau dibiarkan akan merusak bagian sambungan dan sangat memungkinkan menimbulkan potensi kebakaran.
Pemakaian ekstension yang berlebihan dan bertumpuk sangat memungkinkan terjadinya beban lebih pada kabel utamanya yang bisa mengakibatkan pemanasan lebih dan kebakaran.
Bahaya Kebakaran dan Ledakan Akibat Listrik
Kebakaran terjadi karena adanya panas berlebih pada bahan-bahan yang mudah terbakar. Terkait dengan kelistrikan, panas lebih bisa terjadi akibat dari banyak faktor, antara lain adalah : arus beban lebih, arus hubung singkat, sambungan/kontak yang longgar.
Sistem Proteksi Terhadap Bahaya Listrik
1.    Proteksi terhadap sentuhan langsung pada sistem tegangan tinggi
-    proteksi dengan isolasi pengaman
-    proteksi dengan pemberian jarak
-    sistem pengtanahan
-    alat pengaman tegangan sentuh otomatis
2.    Proteksi terhadap sentuhan tidak langsung
-    sistem pengtanahan
-    alat pengaman tegangan sentuhan otomatis
Prosedur Keselamatan Umum
1.    Hanya orang-orang yang berwenang, berkompeten, dan kualifaid yang diperbolehkan bekerja pada atau di sekitar peralatan listrik
2.    Menggunakan peralatan listrik sesuai dengan prosedur (jangan merusak atau membuat tidak berfungsinya alat pengaman)
3.    Jangan menggunakan tangga logam untuk bekerja di daerah instalasi listrik
4.    Pelihara alat dan sistem dengan baik
5.    Menyiapkan langkah-langkah tindakan darurat ketika terjadi kecelakaan
-     Prosedur shut-down: tombol-pemutus aliran listrik (emergency off) harus gampang diraih
-     Pertolongan pertama
6.    Pertolongan pertama pada orang yang tersengat listrik
-        Korban harus dipisahkan dari aliran listrik dengan cara yang aman sebelum dilakukan pertolongan pertama
-        Hubungi bagian yang berwenang untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolonga  pertama harus dilakukan oleh orang yang berkompeten

Referensi
Mashar, Ali. 2011. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Bandung : Politeknik Negeri Bandung










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung Efisiensi Panel Surya

        A. Name Plate Max Power (Pmax) 180 W Open Circuit Voltage (Voc) 30.4 V Short Circuit Current (Isc) 8.03 A Min. Bypass Diode (If) 12.5 A Serial No NC081015E069073 Warranted Min Pmax 174.6 W Max. Power Current (Vmp) 24.2 V Max. Power Current (Imp) 7.45 A Fuse Rating 15 A AT STC 1000 W/m 2 , AM 1.5, cell T 25 o C Measured Values at STC IEC Pmax 180.1 W Vmp 24.5 V Imp 7.34 A Voc 30.2 V Isc 8.36 A       B. Jumlah Array Di Lab Surya Teknik Konversi Energi terdapat 3 array pembangkit listrik tenaga surya. - 1 array besar statis - 2 array kecil dinamis (bisa digerak-gerakkan/diarahkan)       C. Jumlah Panel Array Besar 92 panel Array Kecil A 5 panel Array Kecil B 5 panel       D. Jumlah Modul 1 pa

Control Valve

Abstrak Resume ini memberikan deskripsi umum mengenai prinsip dasar control valve , cara menentukan besarnya control valve baik untuk fluida cair maupun gas, dan beberapa jenis valve beserta prinsip kerja dan fungsinya. Pendahuluan Kata valve acapkali diterjemahkan menjadi kelep, atau kadang-kadang menjadi katup, dan tidak jarang pula menjadi kerangan. Demi kejelasan teknik, kata valve akan tetap dipertahankan pemakaiannya dalam pembahasan ini. Kerja valve sederhana sekali. Bilamana plug terangkat, fluida akan mengalir dari bagian inlet ke bagian outlet . Hanya saja, fluida proses yang mengalir ini bisa bermacam-macam, dari yang paling bersih sampai yang paling kotor, dari yang tidak korosif sampai yang paling korosif, dari tekanan rendah sampai tekanan tinggi, dari temperatur rendah sampai temperatur tinggi dan seterusnya. Karena kebutuhan proses yang bermacam-macam itulah, ada banyak sekali konstruksi valve. Selain itu, perhatian khusus juga diperlukan pa

Jurusan Teknik Konversi Energi, Sulit Tapi Menantang

                “Bidang konversi energi adalah bidang yang begitu luas dan hampir meliputi seluruh disiplin ilmu sehingga merupakan pelajaran yang sukar untuk diajarkan. Tambahan lagi, begitu banyaknya penelitian yang sedang dijalankan dalam bidang ini sehingga, tentu saja, tetap saja ada perubahan”. (Archie W. Culp, Jr.) Banyak orang yang aneh dan bertanya-tanya dengan jurusan yang satu ini. Begitupun saya pada awalnya. Awalnya setengah hati menjalani kuliah di bidang teknik konversi energi karena sama sekali tidak terbayang apa yang akan dipelajari. Tidak seperti bidang keilmuan lain contohnya mesin, listrik, elektro, kimia, akuntansi. Bahkan hingga tahun kedua menjalani kuliah di bidang teknik konversi energi masih belum terbayang kita ini mau dibawa kemana. Di setiap semester, mata kuliahnya beragam bidang, ada rangkaian listrik, elektronika, elektronika daya, elemen mesin, mesin termal, mekanika fluida, mesin fluida, termodinamika, perpindahan panas, neraca massa dan ene