Muncul rasa iba saat aku melihat sesosok
pengemis di pinggir jalan dengan pakaian kumalnya.Bukah hanya aku,pastinya setiap
manusia merasakan getaran iba di hatinya melihat kenyataan itu.Lalu apa yang dilakukan?Memberinya
recehan?Biasanya begitu.Sampai kapan kebiasaan itu akan berlanjut?Sebegitu
bobrokkah negeri ini hingga sama sekali tak ada jalan keluar?Kritik
habis-habisan tak akan berguna jika diri sendiri tak mau berubah.Sebenarnya kau
yang memilih sendiri jalan hidupmu menjadi sulit,padahal sebetulnya kau mampu
untuk lebih baik.
Wahai
Saudaraku,mengapa engkau rela menggadaikan sejuta ide cerdas dalam otakmu hanya
dengan duduk di pinggir jalan?
Wahai
Saudaraku,mengapa engkau rela menukarkan kekayaan jiwa dalam dirimu hanya
dengan recehan yang untuk makan pun kadang tak cukup?
Wahai
Saudaraku,mengapa engkau rela melepaskan berjuta potensi yang telah Allah beri
hanya untuk mendapat belas kasih orang lain?
Ah,mungkin
perlu aku menyentuh hatimu.Mungkin perlu aku sampaikan apa yang Allah katakan
tentang aku dan kamu.
Aku
dan kamu adalah sama,manusia di hadapan Allah.Tak sedikitpun Allah membedakan
aku dan kamu saat terlahir.Bukankah Engkau terlahir dengan dua tangan,dua
kaki,dua telinga,dua mata,hidung,mulut,wajah yang sempurna,dan tentunya tubuh
yang sempurna.Oh,aku tahu engkau pasti akan mengatakan bahwa aku terlahir dari
keluarga yang berada sedangkan engkau tidak.Hei teman,apakah harta itu
kekal?Apakah suatu kenikmatan dunia kekal?Dari kesulitan lah manusia
belajar.Harusnya kau yang banyak belajar karena dirimu terlahir dalam sebuah
kesulitan.
Kau
lebih tangguh.Kau pekerja keras.Kau memiliki lebih banyak pengalaman hidup
karena kesulitan yang kau jalani.Hanya..hanya satu yang tak kau miliki.Cita-cita
setinggi langit.Cobalah teman,gantungkanlah cita-cita mu setinggi
langit.Kecewa?Apa maksudmu?Tak ada kekecewaan dalam meraih hal yang optimal
jika disertai usaha.Yang membuat kecewa adalah menuntut tanpa usaha.
Wahai
Saudaraku,terlalu rendah jika hanya recehan yang kau kejar,padahal Allah
menjamin kecukupan untuk orang yang mau berusaha.
Wahai
Saudaraku,terlalu pengecut jika hanya belas kasih orang lain yang kau
minta,padahal Allah memberikanmu amanah sebagai pemimpin dunia.
Wahai
Saudaraku,terlalu payah jika cita – cita mu sebatas menjual suara dan menjual
kelemahan fisik,padahal Surga adalah cita – cita tertinggi,disanalah kan kau
temukan kebahagiaan abadi.
Jika
kau manusia yang menginginkan kasih sayang Allah,maka bangkitlah.Berhenti
mengeluh kemudian bergerak!Kau yang menentukan nasibmu.
Lihatlah
masih ada saudara – saudaramu yang berusaha.Meski tak seberapa namun dia
bekerja keras,tidak payah!
Usianya
yang tak lagi muda tak membuat langkahnya terhenti berjalan dari Jatinangor ke
Gasibu untuk berjualan sandal dari karet.Dia membelinya dari seseorang.Dari
satu penjualan sandal hanya mendapatkan 10-15 ribu.Bayangkan olehmu,tidak
seberapa besar.Tapi dia menjalani dengan tulus,untuk anak-anaknya.
Cobalah
bercermin!
Mau
jadi apa kau di masa depan jika sedari dini hanya di jalanan?
Berusahalah..berusahalah..Allah
telah membuat rumusan hidup,Allah telah memberikan jalan,tinggal kau
mencarinya.Jangan pilih jalan yang praktis namun membuat hidupmu sengsara selamanya.Jangan pilih jalan yang
seolah mudah namun ternyata mempersulit.Jalanilah jalan yang benar meskipun
terjal karena di penghujung jalan itu akan kau temukan kebermaknaan dan
kebahagiaan abadi.
Komentar
Posting Komentar