Langsung ke konten utama

Manajemen Energi, Tujuan Mulia ‘Anak Energi’

 
Manajemen Energi merupakan salah satu mata kuliah semester 5 di Jurusan Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung (POLBAN). Sedari semester 1, ketika mengetahui daftar mata kuliah dan menemukan mata kuliah Manajemen Energi, kesannya sangat menarik untuk dipelajari. Ketertarikan itu awalnya tanpa alasan. Tapi lambat laun dan setelah tiba saatnya mempelajari mata kuliah ini, ketertarikan itu semakin menjadi-jadi. Kesadaran, tanggung jawab, komitmen, inspirasi bermunculan setelah mempelajari mata kuliah ini. Melalui mata kuliah ini, tergambar jelas bagaimana peran ‘anak energi’ di masa depan.

Manajemen energi merupakan tindakan/kegiatan yang dilakukan untuk mengatur penggunaan dan penyediaan energi. Disadari, energi merupakan aspek yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Transportasi, elektronik, memasak, penyediaan air, semuanya membutuhkan energi. Semakin hari, dengan berkembangnya teknologi, maka kebutuhan energi pun terus meningkat. Pemenuhan seluruh kebutuhan energi tersebut saat ini didominasi oleh energi fosil. Padahal seperti telah kita ketahui, energi fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui sehingga bisa habis. Untuk itulah manusia harus menyadari akan pentingnya penghematan energi.

Secara umum, ada 3 cara untuk mengatur penggunaan energi.
  1. Mengurangi permintaan akan energi, baik melalui kesadaran pribadi maupun ataupun melalui pemaksaan, dalam bentuk penerbitan peraturan perundangan.
  2. Penggunaan metode/proses alternatif, atau peralatan yang lebih efisien.
  3. Substitusi sumber energi. Metode ini tidak menyebabkan penghematan energi secara langsung, namun dapat menggeser permintaan sumber energi ke bentuk lain sehingga dapat menghemat sumber energi yang persediannya telah menipis. (Conny K Wachjoe, 2012)
Masalah yang terjadi saat ini yang berkaitan dengan manajemen energi salah satunya adalah kenaikan harga BBM. Dilihat dari sudut pandang keenergian, hal tersebut bisa membawa dampak positif terhadap penggunaan sumber energi fosil, akan tetapi, ingat, ada pula dampak negatifnya terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Mungkin kita terbatas untuk menentukan kebijakan dan mungkin usaha yang bisa kita lakukan terkait dengan kebijakan hanya sebatas ‘mendesak’. Apakah cukup seperti itu? Tentu saja tidak. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sebenarnya. Tiga cara umum pengelolaan energi menjadi landasan akan apa yang harus kita lakukan. Inovasi teknologi yang lebih efisien dan substitusi sumber energi adalah hal yang bisa kita lakukan sejak hari ini. Memang, kita masih sangat terbatas untuk berbuat banyak dengan dua hal itu karena peran sebenarnya adalah nanti setelah lulus kuliah, tapi setidaknya cobalah dari hal yang paling sederhana, seperti mulai memperkenalkan penggunaan energi alternatif kepada masyarakat, seperti salah satu program kerja Himpunan Mahasiswa Teknik Energi POLBAN, yaitu Energi Bina Desa. Dalam waktu tiga tahun, ada dua desa yang telah diperkenalkan penggunaan biogas. Atau, hal sederhana lainnya yang bisa kita lakukan sejak hari ini adalah membuat pembangkit listrik sendiri (alternative) untuk men-charge gadget kita. Mungkin tak berarti apa-apa jika hal itu dilakukan sendirian, tapi bayangkan, jika 100 orang saja yang bisa memenuhi kebutuhan listrik untuk men-charge gadget secara mandiri, maka kita telah mengurangi jumlah bahan bakar yang digunakan perusahaan listrik dalam membangkitkan listrik. Jika untuk memperkenalkan dan menciptakan teknologi yang efisien tidak mampu, maka masih ada peran lain yang bisa kita lakukan, yaitu memperbaiki pola hidup dalam penggunaan energi. Cobalah evaluasi pola hidup kita dalam menggunakan penerangan, alat elektronik, air, kendaraan. Segala sesuatu dikatakan efisien jika pekerjaan yang kita lakukan produktif/tidak terganggu dengan jumlah energi yang digunakan sesuai standar.

Ya, begitulah ternyata kerjaan ‘anak energi’. Jika kita sadari dan hayati, kita tidak hanya dibesarkan untuk menukar waktu, tenaga , dan pikiran kita dengan uang di masa depan. Tapi ternyata ‘anak energi’ dilahirkan dengan tujuan mulia. Tak mengapa ada niatan untuk menggunakan ilmu kita sebagai alat memperkaya diri, namun lebih mulia di mata Tuhan dan masyarakat apabila ilmu tersebut menjadi alat bagi kita untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan masyarakat. ‘Anak energi’ harus mampu menjadi bagian dari solusi. Sekecil apapun peran kita, itu berharga. Daripada hanya duduk manis membiarkan permasalahan terus terjadi.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung Efisiensi Panel Surya

        A. Name Plate Max Power (Pmax) 180 W Open Circuit Voltage (Voc) 30.4 V Short Circuit Current (Isc) 8.03 A Min. Bypass Diode (If) 12.5 A Serial No NC081015E069073 Warranted Min Pmax 174.6 W Max. Power Current (Vmp) 24.2 V Max. Power Current (Imp) 7.45 A Fuse Rating 15 A AT STC 1000 W/m 2 , AM 1.5, cell T 25 o C Measured Values at STC IEC Pmax 180.1 W Vmp 24.5 V Imp 7.34 A Voc 30.2 V Isc 8.36 A       B. Jumlah Array Di Lab Surya Teknik Konversi Energi terdapat 3 array pembangkit listrik tenaga surya. - 1 array besar statis - 2 array kecil dinamis (bisa digerak-gerakkan/diarahkan)       C. Jumlah Panel Array Besar 92 panel Array Kecil A 5 panel Array Kecil B 5 panel       D. Jumlah Modul 1 pa

Control Valve

Abstrak Resume ini memberikan deskripsi umum mengenai prinsip dasar control valve , cara menentukan besarnya control valve baik untuk fluida cair maupun gas, dan beberapa jenis valve beserta prinsip kerja dan fungsinya. Pendahuluan Kata valve acapkali diterjemahkan menjadi kelep, atau kadang-kadang menjadi katup, dan tidak jarang pula menjadi kerangan. Demi kejelasan teknik, kata valve akan tetap dipertahankan pemakaiannya dalam pembahasan ini. Kerja valve sederhana sekali. Bilamana plug terangkat, fluida akan mengalir dari bagian inlet ke bagian outlet . Hanya saja, fluida proses yang mengalir ini bisa bermacam-macam, dari yang paling bersih sampai yang paling kotor, dari yang tidak korosif sampai yang paling korosif, dari tekanan rendah sampai tekanan tinggi, dari temperatur rendah sampai temperatur tinggi dan seterusnya. Karena kebutuhan proses yang bermacam-macam itulah, ada banyak sekali konstruksi valve. Selain itu, perhatian khusus juga diperlukan pa

Jurusan Teknik Konversi Energi, Sulit Tapi Menantang

                “Bidang konversi energi adalah bidang yang begitu luas dan hampir meliputi seluruh disiplin ilmu sehingga merupakan pelajaran yang sukar untuk diajarkan. Tambahan lagi, begitu banyaknya penelitian yang sedang dijalankan dalam bidang ini sehingga, tentu saja, tetap saja ada perubahan”. (Archie W. Culp, Jr.) Banyak orang yang aneh dan bertanya-tanya dengan jurusan yang satu ini. Begitupun saya pada awalnya. Awalnya setengah hati menjalani kuliah di bidang teknik konversi energi karena sama sekali tidak terbayang apa yang akan dipelajari. Tidak seperti bidang keilmuan lain contohnya mesin, listrik, elektro, kimia, akuntansi. Bahkan hingga tahun kedua menjalani kuliah di bidang teknik konversi energi masih belum terbayang kita ini mau dibawa kemana. Di setiap semester, mata kuliahnya beragam bidang, ada rangkaian listrik, elektronika, elektronika daya, elemen mesin, mesin termal, mekanika fluida, mesin fluida, termodinamika, perpindahan panas, neraca massa dan ene