Cerpen #3 “Tuhan, jangan biarkan harapan tumbuh subur, sedang nyata enggan muncul. Seperti kini, nyata tak seperti asa” I’m your secret admirer . Andai dia tahu itu. Tapi jika dia tahu, tentu bukan lagi rahasia. Akhirnya aku hanya bisa menatapnya. Terus menatapnya. Dalam foto maupun nyata. Kurasa rasa ingin tahu dan penasaran ini bukan tak beralasan. Jatuh hati kepadanya, mungkin itu alasannya. Setiap hari aku meminta bantuan Irsa untuk bisa sekedar menyapanya. Kurasa hal itu adalah karena aku jatuh hati padanya. Tapi bagaimana mungkin aku menyukainya padahal belum lama ini aku membencinya dan begitu mengganggap berlebihan setiap wanita yang menghampirinya ? Ah, akhirnya termakan ucapan sendiri. Aku malu mengakui ini bahkan pada diriku sendiri. Namun bagaimanapun, aku selalu tak bisa menyembunyikan apapun dari Irsa, termasuk perasaan. Selain itu, sepertinya dia sudah semakin aneh melihat tingkah lakuku akhir-akhir ini yang sering menanyakan tentang lelaki i