“Bidang
konversi energi adalah bidang yang begitu luas dan hampir meliputi seluruh
disiplin ilmu sehingga merupakan pelajaran yang sukar untuk diajarkan. Tambahan
lagi, begitu banyaknya penelitian yang sedang dijalankan dalam bidang ini
sehingga, tentu saja, tetap saja ada perubahan”. (Archie W. Culp, Jr.)
Banyak orang yang aneh dan bertanya-tanya dengan jurusan yang satu ini. Begitupun saya pada awalnya. Awalnya setengah hati menjalani kuliah di bidang teknik konversi energi karena sama sekali tidak terbayang apa yang akan dipelajari. Tidak seperti bidang keilmuan lain contohnya mesin, listrik, elektro, kimia, akuntansi. Bahkan hingga tahun kedua menjalani kuliah di bidang teknik konversi energi masih belum terbayang kita ini mau dibawa kemana. Di setiap semester, mata kuliahnya beragam bidang, ada rangkaian listrik, elektronika, elektronika daya, elemen mesin, mesin termal, mekanika fluida, mesin fluida, termodinamika, perpindahan panas, neraca massa dan energi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Benar adanya ternyata apa yang diucapkan Archie bahwa bidang konversi energi meliputi seluruh disiplin ilmu dan yang tak kalah benar, bidang ini memang sukar dipelajari karena itu tadi, disiplin ilmu yang dipelajari banyak. Kalaupun dipelajari dalam waktu singkat, pemahaman kita akan dangkal. Dengan waktu yang terbatas (3 atau 4 tahun) banyaknya disiplin ilmu yang dipelajari menjadi hal yang sulit. Jika dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), mahasiswa jurusan teknik konversi energi mendapat IPK 3 sudah sangat sangat sangat luar biasa karena itu tadi fokus dalam belajar terbagi menjadi tiga, elektrikal, mesin, dan termodinamika sendiri. Menginjak semester 5, baru ngeuh apa dan mau ngapain belajar di teknik konversi energi.
Seperti namanya ‘teknik konversi energi’, di penghujung masa kuliah, akhirnya kami memahami bahwa kami harus bisa mengubah bentuk energi yang satu ke bentuk energi lainnya dari berbagai sumber energi, baik sumber energi tak terbarukan maupun sumber energi terbarukan dengan menggunakan berbagai teknologi konversi energi. Selain itu, kami juga dituntut mampu merencanakan penyediaan (utilitas) sistem energi seperti penyediaan air, udara, cahaya, dan lain-lain serta melakukan konservasi dan pengelolaan energi terkait mengevaluasi kinerja suatu sistem dan memberi rekomendasi dari hasil evaluasi. Setelah dijalani, ternyata menakjubkan dunia konversi energi. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memberikan solusi kepada negeri ini dalam bidang keenergian ternyata. Apalagi saat ini hingga seterusnya energi menjadi isu penting.
Meskipun sulit dan ‘terseok-seok’ kuliah di jurusan ini, tapi ketika tiba di akhir masa kuliah saya sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk memahami ilmu serumit ini. Tidak ada penyesalan sedikitpun meski awalnya sering mengeluh. Selain itu, kultur mahasiswa di jurusan teknik konversi energi ini memberi banyak pengalaman dan pengondisian.
Begitulah
teknik konversi energi, sulit tapi menantang. Dalam proses menghadapai
tantangan itu jangan pernah menyerah di tengah jalan sebelum kita tahu
seutuhnya apa yang sedang kita pelajari. Syukuri lalu berjuanglah ! Setelah
mendapat ilmunya, amalkanlah !
Kak, saya mau nanya. Bagaimana rasanya sebagai perempuan yang kuliah di teknik mesin? Kalau boleh tau, sekarang sudah bekerja di bidang konversi energi? Apakah untuk perempuan prospek kerja sebagai teknisi konversi energi cukup luas?
BalasHapus