Seorang anak
kecil berusia tujuh tahun merasa bangga dengan sepeda baru pemberian
ayahnya,tapi sayang dia tak bisa mengendarai sepeda itu.Seorang mahasiswa
dengan bangga memamerkan dan berfoto mengenakan jas almamater universitasnya
yang ternama,tapi dia tak pernah tahu apa yang harus dilakukannya sebagai
seorang mahasiswa untuk kemajuan bangsa.Seorang dokter dengan gagah mengenakan
pakaian dokternya,namun tak banyak nyawa yang bisa dia tolong.Seorang anggota
himpunan dengan sombong menunjukkan warna-warni atributnya,namun tak kunjung manfaat
dan karya yang dihasilkan untuk masyarakat.Apalah arti semua itu?
Dalam konteks himpunan
mahasiswa,atribut tersebut bisa berupa syal,kaos,jaket,kemeja,dll.Seringkali
kebanggaan kita hanya fokus pada identitas dan atribut.Seringkali atributlah
yang menjadi ambisi tanpa disertai ‘kepantasannya’ dalam mengenakan atribut
tersebut.
Bukankah kita akan merasa malu
jika apa yang kita kenakan tak sesuai dengan apa yang kita lakukan?Bukankah
tidak enak jika mendapat cibiran ‘pake jaster universitas ternama tapi ko
perilakunya tawuran?’ atau ‘Pake kerudung tapi ko ga bisa menjaga harga diri
?’.Ingat,ketika kita mengenakan suatu atribut,ada sebuah tanggung jawab untuk
menjaga nama baik.
Bagaimana
dampak menjadikan atribut sebagai kebanggaan yang omong kosong (tanpa menjaga
nama baik dan memberi kontribusi) ?
Tidak tumbuh loyalitas dan
tanggung jawab sebagai seorang anggota
Setelah
atribut yang diinginkan kita dapatkan,kita menghilang begitu saja.Entah dengan
alasan malas,akademik,orang tua,dan ribuan alasan lainnya.Padahal,ingat,ada
amanah yang kita emban setelah disematkannya atribut pada diri
kita.Kemalasan,akademik,orang tua,dll rasanya bukan sebuah masalah,itu
tantangan ! Yang menjadikannya masalah adalah sudut pandang kita yang terlalu
khawatir dan pesimis pada diri kita sendiri.
Lupa berkarya untuk
masyarakat.
Tidak
jarang,atribut yang kita dapatkan hanya menjadi alat untuk menyombongkan diri
tanpa dibarengi prestasi sehingga mahasiswa lebih dikenal arogansinya daripada
prestasinya.
Perjuangan menjadi sia-sia.
Sebagaimana
kita ketahui,tidak mudah bukan untuk mendapatkan suatu atribut?Penuh perjuangan
untuk menghadapi seluruh tekanan.Berapa banyak waktu,tenaga,pikiran,dan materi
yang telah kita korbankan?Tentu tidak sedikit.Untuk itulah,hargai perjuangan
dengan peran dan karya !
Mengapa
bisa begitu ?
Menjadikan atribut
sebagai tujuan
Ketika kita berambisi untuk mendapat atribut,maka setelah
mendapatkannya,ya sudah,tak ada lagi hal yang harus kita lakukan.Beda halnya
dengan menginginkan diri kita untuk berperan dan berkarya.Justru belum ada
apa-apanya atribut yang kita miliki sebelum kita melaksanakan komitmen.Sungguh
keliru jika tujuan kita hanya menginginkan atribut.Atribut hanya sebuah
simbol,identitas.Tujuan kita terlalu dangkal jika hanya menginginkan atribut.
Ikut-ikutan.
Namanya
juga ikut-ikutan,pastinya tergantung orang lain.Teman aktif,ikut aktif.Teman
malas,ikut malas,Seseorang yang ikut-ikutan akan mudah sekali terkena
provokasi.Syukur-syukur terprovokasi orang yang aktif sehingga ikut aktif.Jika
sebaliknya?Sungguh,tak banyak yang bisa diharapkan dari orang yang sekedar
ikut-ikutan.Usia organisasi,apapun itu,tak akan lama jika dipenuhi orang-orang
yang memiliki motivasi ‘ikut-ikutan’.
Gambar diambil dari : http://con3bute.net/2013/08/21/kon-tri-bu-si/
Sekalipun seseorang dilabeli
‘ustadz’,apalah artinya jika tidak mampu mengajak pada kebaikan?Sekalipun seseorang
diberi gelar sarjana,apalah artinya jika tidak memberi manfaat untuk
masyarakat?Sekalipun seseorang mengenakan jaster universitas ternama,apalah
artinya jika otaknya tidak beda dengan anak SMA,dan apalah artinya seseorang
mengenakan atribut,jika tak ada sedikitpun kontribusi yang diberikan?Ingat,identitas
dan kebanggaan yang omong kosong hanya akan dibalas dengan cibiran !
Atribut
hanya sebuah identitas.Menjadikannya dipandang positif atau negatif adalah
tugas pemakainya.Mendapat cibiran atau pujian adalah tanggung jawab
pemakainya.Hal yang membuatnya terlihat ‘keren’ adalah bagaimana kita menghiasi
atribut tersebut dengan peran dan karya.Sekecil apapun peran dan
karyanya,pastilah atribut itu menjadi lebih indah,apalagi dengan karya yang
besar.
Kita
tidak harus menjadi dinding kokoh untuk berperan karena bukankah sebuah atap
rumah akan roboh tanpa sebuah paku yang demikian kecil ? Kita tidak harus
menjadi pohon besar yang meneduhkan karena bukankah tepi jalan akan longsor
tanpa semak belukar ? Jangan malu untuk berperan ! Jangan takut untuk berkarya
! Berperan dan berkarya sekecil apapun lebih berarti daripada hanya duduk manis
dan tak melakukan apa-apa !
Let’s contribute !
Komentar
Posting Komentar