Masalah negara lain tidak lagi ‘membuang
sampah pada tempatnya’, tapi ‘metode apa
yang dapat mengubah sampah menjadi sumber energi’.
Suatu hari
ketika mengendarai sepeda motor saat pulang kuliah, dengan ringannya seseorang
dari dalam mobil membuang sampah plastik kemasan makanan melalui kaca mobilnya.
Di pinggir jalan terdapat parit yang tidak terlalu besar. Bisa kamu bayangkan
jika bukan hanya satu orang yang melakukan hal demikian ? Sampah-sampah itu
akan terbawa ke dalam parit saat hujan, lalu menyumbat, dan terjadilah genangan
air. Masalah klasik sebetulnya. Tapi sayang, kesadaran tak pernah tumbuh.
http://www.kebersihan.bandaacehkota.go.id/l/index.php?id=berita&kode=52
Sampahnya hanya sedikit, tidak akan sampai membuat banjir.
Ya, jika hanya
satu orang dan satu kali mungkin tidak. Tapi jika seribu orang berpikir
demikian, bisa kita bayangkan?
Salah siapa nggak ada tempat sampah di
pinggir jalan ?!
Hei, itu kalimat
yang hanya terucap dari mulut seseorang yang mencari alasan. Bukankah bisa kita
simpan terlebih dahulu dalam tas kita, atau mungkin keresek, lalu setelah
menemukan tempat sampah kita buang? Jika merasa risih dengan adanya sampah yang
kita simpan sementara, ya kita tak perlu menghasilkan sampah dengan mengonsumsi
makanan/minuman/apapun yang berkemasan di jalan. Mudah, bukan?
Tenang, ada tukang sampah yang
bersih-bersih, biar nggak gaji buta.
Dan inilah
ucapan seorang pemalas. Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab setiap orang
yang menginjakkan kakinya di bumi, menghirup oksigen di di bumi, dan mati di
bumi. Bukan tanggungjawab sebagian orang
saja.
Entahlah apa
yang ada di pikiran para pembuang sampah sembarangan sehingga muncul banyak
alasan untuk tidak membuang sampah pada tempatnya. Yang jelas, tak akan pernah
ada pembenaran dari setiap alasan.
Banyak alasan mengapa
kita harus sadar menjaga lingkungan. Dengan membuang sampah pada tempatnya,
kita menghindarkan terjadinya bencana. Dengan membuang sampah pada tempatnya,
kita telah menjaga keindahan lingkungan. Dengan membuang sampah pada tempatnya,
kita mempermudah pengelolaan sampah.
Bumi akan
memberi sebagaimana kita memberi. Bumi akan memperlakukan kita sebagaimana kita
memperlakukannya. Hukum yang juga sudah tak asing. Apakah lebih menyenangkan
berbuat baik setelah teguran banjir menghilangkan harta benda ? Apakah lebih
enak jika kesadaran menjaga lingkungan tumbuh setelah bencana mengambil nyawa? Apakah
lebih mudah taat aturan jika sudah dikenakan denda ? Rasanya tidak. Membuang
sampah pada tempatnya atas kesadaran sendiri lebih menyenangkan daripada
disadarkan terlebih dahulu.
Negara lain sudah berkutat untuk
memanfaatkan sampah dengan berbagai metode untuk dijadikan sumber energi, malu
lah kita jika hanya membuang sampah pada tempatnya saja belum bisa ! Cik atuh nu kitu wae mah harus sadar sendiri
!
Hal terpenting
memang bukan hanya mampu membuang sampah pada tempatnya, tapi juga memanfaatkan
sampah. Minimal, sambil berusaha membuat sampah menjadi sumber energi, kita bisa mengurangi dulu
dampak negatif sampah dengan tidak membuangnya sembarangan.
Save Our Earth !
Komentar
Posting Komentar